Oleh: A.Cecep Damanhuri.HA
Presiden Sanggar Kreatif & TBM RI
“Pemuda hari ini adalah pemipin masa
depan”. Ungkapan yang sering terdengar di teling kita membuat hati
tergugah untuk melangkah, jiwa terhentak untuk bergerak, raga tertantang
untuk berjuang. Pemuda harus memiliki semangat ekstra, kemauan keras,
pemikiran cerdas dan jiwa yang ikhlas, sebab tanpa landasan itu semua
keberadaan pemuda bangsa ini tiada arti apa-apa, Al-Hasil berdampak pada
kemajuan dan perkembangan bangsa. Bangsa ini ada pada genggaman tangan
para pemuda. Perjalanan baik buruknya bangsa ini, tergantung pada
perjalanan baik buruknya para pemuda. Pemuda yang bisa mengatakan
kebenaran adalah kebenaran dan kesalahan adalah kesalahan, tanpa ada
suapan segenggam nasi dari para penguasa, tanpa ada seperak materi dari
para hartawan, tanpa ada kezoliman dan dusta diantara kita.
Pendidikan sebagai pengembangan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karnanya kemampuan yang
dimiliki setiap pemuda akan diasah dan dikembangkan hingga menghasilkan
kereatifitas edukatif untuk menunjang perkembangan dan kemajuan bangsa.
Karakter pemuda yang memiliki akuntabilitas terhadap tanah air, akan
mampu mendobrak kebohongan-kebohongan yang sejak lama tertimbun,
memberantas segala ketidak adilan yang menghiasi fenomena bangsa ini.
Semua akan terbuka gamblang bila mana karakter kejujuran sudah tertanam
sejak dini.
Mencerdaskan anak bangsa adalah
perjuangan tanpa pamrih, namun alangkah teganya bila mana seseorang yang
sudah memberikan ilmu pengetahuan sebagai langkah mendobrak kebodohan
akan disia-siakan tanpa upah yang seimbang, sedangkan dibalik layar
mereka istri yang selalu menanti kehadirannya dengan segenggam kasih
sayang menadahkan tangannya untuk membeli kebutuhan sehari-hari yang
belum tercukupi, anak-anak mereka merengek meminta uang jajan, biaya
pendidikan anak mereka juga harus diperhatikan. Semua ini adalah
tanggung jawab kita bersama, agar terciptanya keselarasan yang seimbang
dan setimpal.
Siapa yang tidak terketuk hatinya
bilamana melihat fenomena kehidupan rakyat negri ini, mereka yang harus
memperjuangkan hidupnya hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,
mereka yang hidup di belantaran-belantaran sungai, kolong jembatan,
bahkan mereka yang rela hidup dalam tumpukan-tumpukan gelombang sampah.
Karna itulah yang bias mereka lakukan, mengais rizki melalui belas
kasihan orang lain, bahkan ada yang rela mempertaruhkan hargadiri dengan
seperak rupiah. Semua mereka lakukan demi menyambung kehidupannya, agar
bisa menatap mentari esokan yang lebih baik.
Selain itu, banyak anak bangsa yang
merantau ke negri lain, mengadu nasib untuk merubah kedudukan hidupnya,
membantu kelangsungan hidup keluarganya di tanah air. Namun tidak
sedikit fenomena yang kita lihat diantara mereka, mereka disiksa, di
perlakukan yang tidak sewajarnya, bahkan diantara mereka direbut
kehormatannya. Seyogyanya pemerintah negri ini berlaku tegas terhadap
perlakuan yang tidak adil dilakukan oleh bangsa lain, seolah-olah harga
diri negri ini diinjak-injak dengan perlakuan yang tidak senonoh. Bahkan
dewasa ini melihat nasib tenaga kerja wanita Indonesia yang dipulangkan
dari Negara lain, adalah bukti ketidak seriusan perlakuan bangsa lain
terhadap tenaga kerja Indonesia.
Dibalik fenomena itu semua, mata para
penguasa negri ini yang berpura-pura tertutup, mengalihkan pandangan
pada persoalan lain, membuat setrategi konflik baru agar Aib yang mereka
tutup-tutupi tidak digubris kembali. Semua ini adalah bentuk kezoliman
yang harus diberantas, dan membutuhkan satria-satria muda untuk
menegakkan keadilan negri ini. Negri yang memiliki kekayaan alam yang
melimpah, sumberdaya manusia yang memupuni, menjelma tongkat batu
menjadi tanaman. Tidak selayaknya kehidupan penduduknya dibawah garis
kemiskinan dengan tingkat pengangguran tertinggi. Lantas kemanakah hasil
bumi negri ini yang melimpah, kemanakah anggaran pemberantasan
kehidupan rakyat miskin di negri ini, dimanakah solusi penanggulangan
tingkat pengangguran bangsa ini?…
Dilain sisi, pergaulan para pemuda yang
sudah di kontaminasi dengan doktrin-doktrin budaya asing, penampilan
yang tidak selayaknya ditampilkan di muka umum, pergaulan yang sudah
melampaui batas, bahkan yang terbaru ini, penyucian otak para pemuda
yang mengakibatkan dampak negative yang berkepanjangan, belum ada yang
bertindak dan memerangi itu semua. Seandainya hal ini dibiarkan dan
berlarut-larut berkepanjangan akan menambah banyak korban jiwa yang akan
terjerumus kedalam lembah kehancuran.
Melalui pendidikan pemuda yang dibangun
dengan kualitas tinggi, mentalitas kuat, dan kejujuran yang melekat.
Mampu memberikan warna baru dalam merubah perkembangan bangsa ini. Bukan
hanya dalam bidang pedidikan saja, namun di bidang lainnya juga seperti
social, budaya, ekonomi dan politik menimbulkan perubahan kearah yang
lebih baik.
Teringat ungkapan bung karno “Berikan aku
1.000 orang tua maka akan kucabut semeru hingga keakarnya, berikan aku
10 pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Begitu pentingnya kedudukan
pemuda dalam mengisi dinamika estafeta perjalanan negri ini, pemuda yang
memiliki semangat menggelegar untuk membangun bangsa ini lebih baik,
pemuda yang memiliki idialisme tinggi tuk mengungkap tabir dibalik dusta
dan kebohongan, pemuda yang memiliki kejujuran untuk menggantikan
kusi-kursi penguasa rakus, pemuda yang mampu menegakkan keadilan
ditengah kezoliman yang sudah berakar. Semua akan bisa dirubah dengan
keyakinan yang tulus, permohonan do’a kudus dan usaha gigih
terus-menerus. Dengan harapan kebersamaan tuk membagun bangsa dapat
dijalin dengan harmonis, keadilan yang berdiri tegak tak mampu
tergoyangkan dengan serangan badai manusia dusta, dan kesejahtraan
rakyat jelata mampu dibuktikan dengan mata. Semoga ini menjadi bahan
renungan tuk menggugah hati menjadi lebih terbuka dan peduli.