Home » » MERANGKUL PEMUDA DALAM MEMBANGUN BANGSA

MERANGKUL PEMUDA DALAM MEMBANGUN BANGSA

Written By MARICA DESA KAYANG on Sabtu, 14 April 2012 | 16.02


Generasi muda harus interaktif , agresif ,kreatif dan inovatif di tengah-tengah masyarakat.

Anak muda.  

Anak muda (Remaja) berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.



Perserikatan Bangsa-bangsa mendefinisikan anak muda sebagai individu berumur 15-24 tahun. Remaja dan dewasa muda masuk di dalamnya.
Pada 2005, jumlah pemuda-pemudi di seluruh dunia tercatat 1,02 miliar orang alias 15,8 persen dari populasi dunia yang berjumlah 6,47 miliar orang. Jumlah anak muda pada tahun 2025 diperkirakan melonjak menjadi 1,22 miliar. (Sumber: situs web Perserikatan Bangsa-bangsa).

Teringat kata bung karno ”Beri aku 100 orang tua maka aku pindahkan gunung sumeru, beri aku 10 pemuda maka aku goncang dunia ini”. Begitu lah dahsyat nya kekuatan pemuda di mata sang proklamator.

Tak ada yang bisa menyangkal, melibatkan generasi muda dalam membangun nagari sangat penting demi masa depan yang lebih baik. Karena anak muda itu lebih interaktif , agresif , kreatif, dan inovatif. “Pemuda hari ini pemimpin di masa depan”. Itu lah sebuah kalimat sederhana yang harus tertanam pada setiap generasi muda. Kita harus berinvestasi menanamkan nilai-nilai pembangunan pada benak dan perilaku sejak muda.

Masalahnya, umumnya generasi muda merasa isu pembangunan menganggap bukan tugas mereka. Remaja merasa membangun adalah tugas generasi tua, dan sudah menjadi bagian dari realitas hidup.

Ogenerasi muda adalah aset masa depan bangsa yang sangat berharga dan harus di pupuk sejak muda, dan hanya dengan keterlibatan kitalah perubahan bisa terjadi.
Ia yakin jika anak muda dimobilisasi dan dilibatkan dalam gerakan perubahan dan pembangunan, maka masa depan yang lebih baik dapat terwujud. IMAMA melaksanakan beragam pelatihan dan pengabdian kepada masyarakat yang bisa membawa perubahan dan bersifat membangun. Programnya beragam, mulai dari tata kelola organisasi yang baik (good governance), transparansi, akuntabilitas, akses terhadap informasi, hingga berbagai pelatihan dan penanaman nilai-nilai intelektual dan regius melalui program safari ramadhan , pesantren ramadhan , dan berbagai penyuluhan diantara nya penyuluhan kesehatan , penyuluhan pendidikan , dan penyuluhan keagamaan .

Melalui program MUBES , IMAMA pun mendorong generasi muda untuk merancang tatanan lemabaga yang ada di tengah-tangah masyarakat. IMAMA siap untuk berbagi dan siap untuk bermitra dengan masyarakat dalam gerakan-gerakan perubahan dan pembangunan, terutama sekali dalam pembangunan mental dan main set atau pola pikir masyarakat.
 “Kuncinya, aktivitas untuk anak muda harus interaktif, agresif , kreatif ,inovatif dan keinginan masyarakat harus dipertimbangkan dalam perancangan pemabangunan.
“Masyarakat sipil perlu pula menyusun strategi yang solid namun fleksibel terhadap perubahan yang mungkin terjadi sewaktu-waktu. Dan sebagai agen perubahan, tentu aktivis harus memberi contoh terlebih dahulu dengan memasang standar yang tinggi dan mencapainya.Anak muda.  

Anak muda (Remaja) berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.


Perserikatan Bangsa-bangsa mendefinisikan anak muda sebagai individu berumur 15-24 tahun. Remaja dan dewasa muda masuk di dalamnya. Pada 2005, jumlah pemuda-pemudi di seluruh dunia tercatat 1,02 miliar orang alias 15,8 persen dari populasi dunia yang berjumlah 6,47 miliar orang. Jumlah anak muda pada tahun 2025 diperkirakan melonjak menjadi 1,22 miliar. (Sumber: situs web Perserikatan Bangsa-bangsa).

Teringat kata bung karno ”Beri aku 100 orang tua maka aku pindahkan gunung sumeru, beri aku 10 pemuda maka aku goncang dunia ini”. Begitu lah dahsyat nya kekuatan pemuda di mata sang proklamator.

Tak ada yang bisa menyangkal, melibatkan generasi muda dalam membangun nagari sangat penting demi masa depan yang lebih baik. Karena anak muda itu lebih interaktif , agresif , kreatif, dan inovatif. “Pemuda hari ini pemimpin di masa depan”. Itu lah sebuah kalimat sederhana yang harus tertanam pada setiap generasi muda. Kita harus berinvestasi menanamkan nilai-nilai pembangunan pada benak dan perilaku sejak muda.

Masalahnya, umumnya generasi muda merasa isu pembangunan menganggap bukan tugas mereka. Remaja merasa membangun adalah tugas generasi tua, dan sudah menjadi bagian dari realitas hidup.

Ogenerasi muda adalah aset masa depan bangsa yang sangat berharga dan harus di pupuk sejak muda, dan hanya dengan keterlibatan kitalah perubahan bisa terjadi.
Ia yakin jika anak muda dimobilisasi dan dilibatkan dalam gerakan perubahan dan pembangunan, maka masa depan yang lebih baik dapat terwujud. IMAMA melaksanakan beragam pelatihan dan pengabdian kepada masyarakat yang bisa membawa perubahan dan bersifat membangun. Programnya beragam, mulai dari tata kelola organisasi yang baik (good governance), transparansi, akuntabilitas, akses terhadap informasi, hingga berbagai pelatihan dan penanaman nilai-nilai intelektual dan regius melalui program safari ramadhan , pesantren ramadhan , dan berbagai penyuluhan diantara nya penyuluhan kesehatan , penyuluhan pendidikan , dan penyuluhan keagamaan .

Melalui program MUBES , IMAMA pun mendorong generasi muda untuk merancang tatanan lemabaga yang ada di tengah-tangah masyarakat. IMAMA siap untuk berbagi dan siap untuk bermitra dengan masyarakat dalam gerakan-gerakan perubahan dan pembangunan, terutama sekali dalam pembangunan mental dan main set atau pola pikir masyarakat.
 “Kuncinya, aktivitas untuk anak muda harus interaktif, agresif , kreatif ,inovatif dan keinginan masyarakat harus dipertimbangkan dalam perancangan pemabangunan.
“Masyarakat sipil perlu pula menyusun strategi yang solid namun fleksibel terhadap perubahan yang mungkin terjadi sewaktu-waktu. Dan sebagai agen perubahan, tentu aktivis harus memberi contoh terlebih dahulu dengan memasang standar yang tinggi dan mencapainya.

Share this article :

Galery Kepala Desa Kayang Marica

Galery Kepala Desa Kayang Marica
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. MARICA DESA KAYANG ALOR NTT - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger